Model Contektual Teacehing Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Agama Hindu Siswa Kelas X UPT SMA Negeri 9
Main Article Content
Tingkat kemajuan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan, Tingkat kemajuan suatu negara memang sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan secara umum, tetapi ketika kita membicarakan kualitas pendidikan dalam konteks Agama Hindu atau agama manapun, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
Pendidikan agama, termasuk pendidikan Hindu, seringkali berfokus pada pembentukan karakter dan penyampaian nilai-nilai moral. Dalam konteks Hindu, nilai-nilai seperti dharma (kewajiban dan moralitas), karma (aksi dan akibat), dan ahimsa (non-kekerasan) bisa memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku individu. Pendidikan agama yang kuat bisa membantu membangun masyarakat yang lebih beretika dan berintegritas, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada kemajuan sosial dan ekonomi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar Agama Hindu Siswa kelas X UPT SMA Negeri 9 Luwu Timur dengan penerapan model Contektual Teacehing Learning. Metode pengumpulan datanya berupa tes hasil belajar. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yang diperoleh pada pra siklus baru mencapai nilai rata-rata 69,04, pada Siklus I meningkat menjadi 73,46 dengan ketuntasan belajar 69%, pada Siklus II meningkat menjadi 89,42 dengan ketuntasan belajar 88%, dengan demikian indikator kinerja telah tercapai dan tindakan dianggap berhasil. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa penelitian dengan penerapan model CTL dapat meningkatkan hasil belajar Agama Hindu Siswa kelas X UPT SMA Negeri 9 Luwu Timur tahun pelajaran 2024/2025
Arikunto, S. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (1994). Prestasi Belajar Kompetensi Guru. Surabaya: PT. Usaha Nasional. Jatmiko, B. (2004). Model-model Pembelajaran (D.I.Kooperatif PBI). Makalah dalam Seminar dan Loka Karya Bagi Dosen, Guru SD, SMP, dan SMA se- Bali, 27
Oktober 2004.
Nurkancana dan Sunartana. (1992). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya. Usaha Nasional. Purwanto, Ngalim. (2000). Prinsip– prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
Sardiman, A. M. (1988). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Slamet. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Cet. IV, Jakarta:
Rieneka Cipta.
Sujana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sunarto. (2009). Pengertian Hasil Belajar, (Online) (http://sunartombs.wordpress.c om, diakses 1 April 2009.
Suratmi, M. (1994). Konsep Dasar dan Teknik Evaluasi Hasil belajar. Singaraja: IKIP Negeri.
Surya, M. (1979). Pengaruh faktor- faktor Non-intelektual terhadap Gejala Berprestasi Kurang. Disertasi pada FPS IKIP Bandung:Tidak diterbitkan.
Wardani, I. G. A. K. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.
Winataputra, Udin, S. (2008). Teori Belajar Minat dan Pembelajaran, Jakarta: UT. Winkel, W. S. (1995). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.