Sarana Berpikir Ilmiah
Main Article Content
Rismah
Muhammad Nasir Siola
Marillang
Di era informasi yang sangat terbuka saat ini, pemahaman tentang cara berpikir ilmiah menjadi semakin penting. Kemampuan ini memungkinkan seseorang berpikir secara kritis, analitis, dan sistematis ketika menghadapi informasi baru atau kompleks. Dengan penguasaan ini, individu dapat membedakan antara informasi yang valid dan yang bias atau tidak berdasar. Oleh karena itu, berpikir ilmiah bukan hanya relevan bagi ilmuwan atau peneliti, tetapi juga bagi masyarakat umum sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi dan memahami dunia secara lebih objektif serta terukur. Penguasaan sarana berpikir ilmiah membuka peluang untuk memperluas pengetahuan dan mendukung kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang lebih berdampak dan berkelanjutan. Hasil kajian menunjukkan bahwa sarana berpikir ilmiah adalah kumpulan metode dan alat yang digunakan untuk memahami fenomena secara objektif dan sistematis. Pemikiran ilmiah menuntut adanya struktur yang dapat diuji, diulang, dan diukur sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat dipercaya. Sarana ini melibatkan berbagai aspek penting dalam proses penalaran dan analisis. Salah satu aspek utamanya adalah logika, yang menjadi dasar menjaga konsistensi dalam penalaran ilmiah. Logika deduktif, yang bergerak dari prinsip umum ke kasus khusus, dan logika induktif, yang berawal dari kasus khusus menuju kesimpulan umum, membantu ilmuwan menarik kesimpulan yang koheren dan bebas dari kontradiksi. Sebagai ilustrasi, melalui logika deduktif, seorang ilmuwan dapat memahami fenomena tertentu berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang telah terbukti benar.
Abu, N. E. B., & Eu, L. K. (2017). Hubungan antara sikap, minat, pengajaran guru dan pengaruh rakan sebaya terhadap pencapaian matematik tambahan tingkatan 4. JuKu: Jurnal Kurikulum & Pengajaran Asia Pasifik, 2(1), 1–10.
Al Hakim, R. R., Satria, M. H., Arief, Y. Z., Pangestu, A., Jaenul, A., Hertin, R. D., & Nugraha, D. (2021). Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Penyelesaian Berbagai Masalah. Expert, 11(1), 345994.
Apriza, B. (2019). Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Problem Based Learning. Eksponen, 9(1), 55–66.
Gulo, R. P., & Hia, Y. (2024). Logika Relevans dan Apologetika Kristen: Membangun Argumen yang Logis dan Pasti. MEDIA: Jurnal Filsafat Dan Teologi, 5(2), 235–250.
Herdayati, S. P., Pd, S., & Syahrial, S. T. (2019). Desain Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian. ISSN 2502-3632 ISSN 2356-0304 J. Online Int. Nas. Vol. 7 No. 1, Januari–Juni 2019 Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), 1689–1699.
Indonesia, K. B. B. (2019). Sarana dan Prasarana. Agustus.
Mahmudi, I. (2009). Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah: Analisis Pembelajaran Bahasa Kontekstual. At-Ta’dib, 4(1).
Mustofa, I. (2016). Jendela Logika dalam Berfikir; Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 6(2), 1–21.
Purnomo, R. (2013). Resource-Based View dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan: Sebuah Telaah Kritis Terhadap Pemikiran Jay Barney (1991). Proceeding of International Conference Sustainable Competitive Advantage, 1(1).
Rijal, M., & Sere, I. (2017). Sarana Berfikir Ilmiah. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science Dan Pendidikan, 6(2), 176–185.
Sari, M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian kepustakaan (library research) dalam penelitian pendidikan IPA. Natural Science, 6(1), 41–53.
Shafitri, O., & Tanjung, N. A. (2024). BERPIKIR ILMIAH. Book Chapter Filsafat Ilmu, 175.
Sobur, K. (2015). Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan. TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 14(2).
Sri, S., Doni, M., Sanjaya, M. P., & Lasmiatun, L. (2022). ANALISIS TINDAK TUTUR PADA ACARA PODCAST DEDDY CORBUZIER. Universitas Baturaja.
Sumarni, E., Adawiah, E. R., & Yurna, Y. (2023). Sarana Berpikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistika). Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter, 1(4), 106–122.